Minggu, 30 Oktober 2011

ilmu kalam

Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".
Jelas dalam ayat ini kata mereka, bahwa iman dan kafir dari seseorang tergantung saja kepada orang itu, bukan lagi kepada tuhan. ini satu bukti bahwa manusialah yang menentukan.
Diajukan lagi dalil:
  ( النساء 110)
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
c. Perbedaan keyakinan.
I’itikad Kaum Qadariah ini berbeda dengan I’itikad Kaum Ahlus sunnah Waljama’ah yang dipelopori oleh Imam Abu Hasan Al-As’ri. Beliau mengemukakan dalil :
  ( الصافات 96)
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".

Terang dalam ayat ini bahwa yang menjadikan manusia dan yang menjadikan pekerjaan manusia adalah Allah, bukan manusia.
  ( النساء 78 (

Dan jika mereka memperoleh kebaikan mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka Mengapa orang-orang itu (orang munafik) tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
Nyata dalam ayat ini semuanya buruk baik dari Allah, bukan kehendak manusia itu sendiri.
Dalil Selanjutnya:
 الحديد 22
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Melihat ayat ini nyatalah bahwa sesuatu yang terjadi didunia ini semuanya sudah tertulis dalam azal sebelum dilaksanakan terjadinya.
Dalil sejanjutnya:
حدَّثَنَا حَفْصُ بن عُمّرَ النَّمِري، حدَّثنا شُعبَةُ، حدَّثنا محمدُ بنِ كثيِر، أخبرنا سفيانُ، المعنى واحد، والإِخبار في حديث سفيان، عن الأعْمَشِ قال:حدثنا زيدُ بن وَهَبَ، حدثنا عبدُ اللّهِ بن مسعودِ قال:حدثنا رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم وهو الصَّادِقُ المَصدُوقُ: "إنَّ خَلْقَ أَحِدِكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أمِّه أربعينِ يوماً، ثمَُ يِكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُّمَّ يَكُونُ مَضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُّمَّ يُبْعَثُ اللّهُ إليهِ مَلَكاً وَيُؤمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ فَيَكْتُبُ رِزْقَهُ وأَجَلَهُ وعَمَلَهُ ثمَّ يَكْتُبُ شَقيَّ أو سعيدًا، رواه ابو داود _ فى كتاب السنة
Dari Abdullah bin mas’ud. rasul menceritakan kepada kami, beliau orang yang benar lagi dibenar kan, bahwasanya kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibumu 40 masih air (mani) kemudian men jadi darah 40 hari, kemudian menjadi daging 40 hari, kemudian diutus malaikat dan ditiupkan ruhh, dan ia disuruh menuliskan 4 soal, yaitu rezkinya, ajalnya, pekerjaannya, dan untung jahat dan baiknya.
Nah dalam hadis ini dinyatakan bahwa nasib baik maupun buruk sekalian manusia sudah ditulis dalam azal Allah sebelum mereka dilahirkan kedunia.

Sedangkan ayat :
           (الرعد :11)
Artinya Menurut kaum Ahlus sunnah yang mengikut dengan tafsir-tafsir terkemuka seperti: khazen, jalalain, sawi, tabari dan lain-lain Adalah:
”Bahwasanya Allah tidak mengambil ni’mat yang telah diberikan kepada manusia, kecuali kalau mereka sudah merobah, yakni dari taat menjadi durhaka.
Contohnya:
1. Allah telah memberikan nikmat kepada kita berupa kekayaan, seandainya kekayaan itu tidak dipergunakan untuk mencari keridhaan Allah, maka Allah berjanji Akan mencabutnya kembali.
2. Allah memberi kita ilmu agama, kalau ilmu agama tidak dipakai menurut semestinya atau terus menerus durhaka kepada Allah, maka Allah berjanji akan mencabutnya.
3. Dsb.

2. JABARIAH.
a. “Timbulnya kaum Jabariah”.
Ada seorang bernama JAHAM BIN SAFWAN, berasal dari khurasan Persia, Mula ia seorang juru tulis dari se orang pemimpin yang bernama Harist bin Suraeh yang memberontak terhadap kerajaan bani umayyah di khurasan. kemudian nama JAHAM menjadi terkenal karena ia seorang yang sungguh-sungguh dalam beribadah dan bertabliq.
Tetapi ada satu fatwanya yang keliru, yang bertentangan dengan ulama-ulama yang lain, yaitu fatwa yang mengatakan bahwa manusia tidak mempunyai daya dan upaya, tidak ada ikhtiar dan tidak ada kasab (usaha). sekalian perbutan manusia itu hanya mazbur (terpaksa). Jaham berI’itikad sangat radikal , keterlaluan, katanya tidak apa-apa kalau manusia meninggalkan sholat, puasa, zakat, dan melakukan lara ngan Allah seperti, minum khamar, berzina, membunuh Dsb, karena hal itu dijadikan oleh Allah.
Madzhab ini dinamai JABARIAH, karena mereka ber I’itikad bahwa sekalian gerak manusia dipaksa adanya oleh Allah. Kadang-kadang dalam kitab usuluddin ninamai juga mazhab Jamhiah.
Pada tahun 131 H. Jaham bin Safwa mati terbunuh dalam pertempuran melawan bani umayyah.
akan tetapi pengikut-pengikut Jaham sudah banyak, yang akhirnya jabariah ini terbagi menjadi tiga kelom pok:
1. Jahmiah yang dipelopori oleh Jaham bin Safwan
2. Najjariah yang dipimpin oleh Husin bin Muhammad bin Najjar
3. Dlirariyah yang dipimpin oleh Dlirar bin Umar.

b. I’itikad Kaum Jabariah
Kaum Jabariah beri’itikad bahwa
1. Allah Tidak mempunyai sifat.
2. Syurga dan Neraka tidak kekal
3. Alqur’an itu Makhluk
4. Allah Tak dapat dilihat dalam syurga.
5. Manusia tidak ada usaha
6. Iman cukup dalam hati saja, Dll

I;itikad kaum Jabariah ini berbeda dengan I’itikad Abu Hasan Al’as’ri seorang pelopor kaum Ahlussunnah waljamaah. menurut beliau berdasarkan firman Allah Manusia mempunyai usaha, yang diberikan pahala atas kebaikan yang diusakannya, dan diberikan dosa atas usaha buruk yang dilakukan. beliau menge muakakan dalil Firman:
              (البقرة : 286)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya

Nah dalam ayat ini jelas bahwa Allah Akan memberika pahala atas apa yang diusakannya disam ping itu juga Allah tidak memaksa hambanya akan tetapi menurut kemampuan hambanya. Ahlus sunnah.

Allah Berfirman:
( الروم : 41)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Kesimpulan:
Kaum Qadariah Dan Kaum Jabariah, I’itikad mereka sangat bertentangan dengan dali-dalil Al-qur’an dan Sunnah. dan juga bertentngan dengan para alim ulama yang hidup dimasanya.
Mereka mentapsirkan Qur’an menurut akalnya, yang tidak sesuai dengan akal, mereka tidak segan untuk mencampakkannya.
Kita berdo’a / memohon kepada Allah agar kita jauh dari faham-faham seperti itu. Amin-Amin Ya Rabbal Alamin.




Sekian



والله اعلم بالصَّواب
Daftar Pustaka:


Pengantar ilmu Kalam
I’itikad Ahlussunnah Wal-jamaah, K.H. Sirajuddin Abbas . cet Radar Jaya. terbitan pustaka tarbiah jakarta.
40 Masaalah Agama, K.H. Sirajuddin Abbas. terbitan pustaka tarbiah jakarta.
Sunan Abu Daud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar