Sabtu, 29 Oktober 2011

Berkata baik

BERKATA BAIK ATAU LEBIH BAIK DIAM, SERTA MEMULIAKAN TAMU
A. Teks Hadist:
حدّثني حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَىَ: أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي يُونُسُ. عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: "مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله وَالْيَوْمِ الاَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله وَالْيَوْمِ الاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله وَالْيَوْمِ الاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ". (صحيح مسلم)  1
Artinya:
            Aku diberitakan oleh Harmalah bin Yahya Kami dikabarkan oleh ibnu Wahab katanya, Aku diberitakan oleh yunus dari ibnu sihab dari abi salaamah bin Abdurrahman Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya”.


            Dilihat dari I’tibar hadist diatas, hadis tersebut berasal dari Abu hurairah, sebab abu hurairah merupakan sumber dari periwatan hadist tersebut. Beliau adalah salah satu sahabat yang paling banyak menghafal hadist-hadist dari rasulullah.
B. Takhrij Hadist: 2
            Hadis yang tersebut diatas merupakan hadist yang terdapat dalam kitab sahih muslim dalam Kitab: Al-iman.
Tetapi Hadist ini juga diriwayatkan juga oleh beberapa perawi hadist lainya, diantara nya:
1.      Imam Bukhari, Melalui Jalur Abi Syarikh Al-adawi, beliau menuliskan hadist ini dalam Kitab: Al-adab.
2.      Imam Ahmad Hambal, Melalui Jalur Abi Syarikh Al-Adawi dan juga Jalur Abi Syarikh Al-Khazai, Beliau menuliskan hadist ini dalam Bab Qabail ilannihayah
3.      Abdullah bin Abdurrahman Addarami juga melalui jalur, Abi Syarikh Al-Adawi dan juga Jalur Abi Syarikh Al-Khazai, Beliau menuliskan hadist ini dalam  : Kitabutta’am
4.      Al-Hakim Melalui Jalur Abi Ayyub Al-Ansyari, Abi Ayyub Al-Ansyari: Al-Adab
5.      Ibnu Hubban Melalui jalur Abi Ayyub Al-Ansyari, Beliau menuliskan hadist ini dalam : Kitabul hajir wal ibahah.
Imam Ahmad bin hambal dengan Imam Abdullah Addarami, Mereka bertemu dalam sanad yang ketiga Yaitu SA’ID BIN ABU SAID. Sedangkan sanad yang keempat mereka sudah berbeda. Imam ahmat HIZAZ DAN ABU BAKAR Sedangkan Imam Addarimi melalui ISHAK.
Begitu juga Alhakim dengan Ibnu Hubban, Mereka bertemu dalam sanad yang kelima Yaitu MUHAMMAD BIN STABIT. Sedangkan sanad yang keenam Al-Hakim melalui JABIR Sedangkan Ibnu Hubban Melalui IBRAHIM.

C. Penjelasan Hadis:
            Kalimat “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat”, maksudnya adalah barang siapa beriman dengan keimanan yang sempurna, yang (keimanannya itu) menyelamatkannya dari adzab Allah dan membawanya mendapatkan ridha Allah, “maka hendaklah ia berkata baik atau diam” karena orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya tentu dia takut kepada ancaman-Nya, mengharapkan pahala-Nya, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Yang terpenting dari semuanya itu ialah mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badannya karena kelak dia akan dimintai tanggung jawab atas perbuatan semua anggota badannya, sebagaimana tersebut pada firman Allah dalam surat Al-Isra’ Ayat 36:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Allah juga berfirman dalam surat Qaaf Ayat 18:
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.
Bahaya lisan itu sangat banyak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:
“Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya”.

Beliau juga bersabda
“Tiap ucapan anak Adam menjadi tanggung jawabnya, kecuali menyebut nama Allah, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran”.Barang siapa memahami hal ini dan beriman kepada-Nya dengan keimanan yang sungguh-sungguh, maka Allah akan memelihara lidahnya sehingga dia tidak akan berkata kecuali perkataan yang baik atau diam.
Kalimat “ Hendaklah ia memuliakan tetangganya, maka hendaklah ia memuliakan tamu nya. Dalam kitab taisir akhlak yang dimaksud dengan tetangga ialah 40 rumah kekanan, 40 kekiri, 40 kedepan, 40 kebelakang, 40 keatas, 40 kebawah. Kepada mereka ini semua kita dianjurkan berbuat baik dan bertutur yang baik, jangan sampai membuat sakit hati salah satu dari mereka, tetapi kalau seandainya terlanjur kita melakukan kesalahan rasulu lullah menganjurkan agar meminta maaf, alangkah baik dan mulianya islam. 3
            Bertamu ( Silaturrahmi) adalah ajaran islam, kebiasaan para nabi dan orang-orang salih. Sebahagian ulama mewajibkan menghormati tamu, tetapi ada diantara mereka yang berpendapat hanya merupakan bagian dari akhlak yang sangat terpuji,
            Pengarang kitab Al Ifsah mengatakan: hadis ini mengandung hukum, hendaklah kita berkeyakinan bahwa menghormati tamu itu satu ibadah yang tidak boleh dikurangi nilai ibadahnya, apakah tamunya itu orang kaya atau miskin, pejabat atau orang biasa, orang lain ataupun teman kita dianjurkan untuk menghormatinya. Kita juga dianjurkan untuk menjamu tamu dengan makanan dan minuman menurut kemampuan yang ada. Menghormati tamu itu dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: Menyambutnya dengan muka yang manis (Senyum) tidak boleh menampakkan wajah yang cemberut. Berkata dengan perkataan baik tidak menyinggung perasaan tamu yang datang. 4


3. Taisir Akhlak oleh: Al-Hafiz Hasan Mas’ud
4 AL-Ifsah: Dalam kitab Hadist Arba’in Annawawi

 
     
  Bahkan rasulullah Saw bersabda
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة. حدثنا يزيد بن هارون، وعبدة بن سليمان. ح وحدثنا بن رمح. أنبأنا الليث بن سعد، جميعا عن يحيى بن سعيد، عن أبي بكر بن محمد بن عمرة، عن عائشة؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم
قال ((مازال جبريل يوصيني بالجار حتى ظننت أنه سيورثه)).
Jibril senantiasa mewasiatkan kepadaku agar berbuat baik terhadap jiran, sehingga aku menyangka akan menjadi ahli warisnya.      
Dari hadist ini jelas kita lihat bahwa berbuat baik kepada jiran (Tetangga) sangat dianjurkan seolah-olah kalau dia meninggal seluruh hartanya akan jatuh kepada kita semua.
 Tujuannya adalah agar kita dapat saling menjalin hubungan baik terhadap sesame makhluk Allah, dikarnakan semua manusia sangat dimuliakan Allah, Sebagaimana firman Allah dalam surat AL Isra’ Ayat 70

“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.

Pelajaran yang dapat diambil
1.     Iman terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari.
2.     Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu masyarakat muslim.
3.     Termasuk kesempurnaan iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya .
4.     Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan.
5.     Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi.
6.     Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
7.    Termasuk kesempurnaan iman adalah menghormati tetangganya dan memperhatikanya serta tidak menyakitinya.
8.     Wajib berbicara saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan beramar ma’ruf nahi munkar.
9.   Memuliakan tamu termasuk diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya terhadap syariat Islam.
10.    Anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik.

d. Relevansi Hadist dengan Konsep Dakwah.
            Dilihat dari hadist diatas terdapat perintah agar kita dapat berbuat baik terhadap sesama, dengan cara berbicara yang baik-baik, seandainya kita tidak mampu untuk berbicara baik, lebih baik kita diam. Agar apa yang kita lakukan dihitung ibadah oleh Allah swt.
            Begitu juga kita sangat dianjurkan berbuat baik kepada tetangga dengan cara banyak memberikan senyuman agar terjadi kehidupan yang harmoni dan aman sejahtra.







                                                Sekian


          والله اعلم بالصَّواب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar