Adh Dhahhak mengatakan, mereka adalah para shahabat yang terpilih, para mujahidin yang terpilih, dan para ulama.
Abu Ja’far Al-Baqir meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya : ”Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan”(Ali Imran 104)
Kemudian beliau Saw. bersabda : “Yang dimaksud dengan kebajikan ini ialah mengikuti Al-Qur’an dan sunnahku.” Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih.
Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah hendaklah ada segolongan orang dari kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini.
Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Shahih Muslim dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda : “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya. Dan jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika masih tidak mampu juga, maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemahiman.”
Di dalam riwayat lain disebutkan : “Dan tiadalah dibelakang itu (selain dari itu) iman barang seberat biji sawi pun.”
2. Tafsir Tabari (2)
{ وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّة يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْر وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَر وَأُولَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ }
يَعْنِي بِذَلِكَ جَلَّ ثَنَاؤُهُ : { وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ } أَيّهَا الْمُؤْمِنُونَ , { أُمَّة } يَقُول : جَمَاعَة { يَدْعُونَ} النَّاس { إِلَى الْخَيْر } يَعْنِي إِلَى الْإِسْلَام َشَرَائِعه الَّتِي شَرَعَهَا اللَّه لِعِبَادِهِ , { وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ } يَقُول : يَأْمُرُونَ النَّاس بِاتِّبَاعِ مُحَمَّد صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَدِينه الَّذِي جَاءَ بِهِ مِنْ عِنْد اللَّه , { وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَر } : يَعْنِي وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْكُفْر بِاَللَّهِ , وَالتَّكْذِيب بِمُحَمَّدٍ , وَبِمَا جَاءَ بِهِ مِنْ عِنْد اللَّه بِجِهَادِهِمْ بِالْأَيْدِي وَالْجَوَارِح , حَتَّى يَنْقَادُوا لَكُمْ بِالطَّاعَةِ . وَقَوْله : { وَأُولَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ } يَعْنِي : الْمُنْجِحُونَ عِنْد اللَّه , الْبَاقُونَ فِي جَنَّاته وَنَعِيمه .
Abi Ja’far Muhammad bin jarir mentafsirkan ayat ini sebagai berikut:
1. ( Minkum ) yang dimaksud dengan ayat ini adalah sebahagian orang-orang beriman.
2. ( Ummatun ) Satu golongan atau kelompok
3. (Yad’una ) Khusus kepada manusia
4. ( Ilal Khairi ) Syaria't islam yang diperintahkan Allah kepada hamba-hambanya
5. ( Ya’muruna Bilma’ruf ) Mengajak manusia mengikuti nabi muhammad saw. Dan agama yang telah dibawanya
6. ( Yanhauna ‘anilmungkar ) Mencegaha dari kufur kepada Allah dan mendustakan nabi muhammad saw dan agama yang telah dibawanya dengan berjihat menggunakan kekuatan sehingga mereka taat kepada Allah dan rasulnya
2 أبي جعفر محمد بن جرير الطَّبري
7. ( Ulaaiaka Humul Muflihun ) Orang-orang yang akan mendapatkan kesuksesan disisi Allah swt dan akan masuk kedalam surga.
3 Tafsir Sa’ady
وأمرهم بتتميم هذه الحالة, والسبب الأقوى الذي يتمكنون به من إقامة دينهم, بأن يتصدى منهم طائفة يحصل فيها الكفاية. " يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ "( وهو الدين, أصوله, وفروعه, وشرائعه). " وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ "( وهو ما عرف حسنه شرعا وعقلا). " وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ "( وهو ما عرف قبحه, شرعا وعقلا). " أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ "( المدركون لكل مطلوب, الناجون من كل مرهوب. ويدخل في هذه الطائفة, أهل العلم والتعليم, والمتصدون للخطابة ووعظ الناس, عموما وخصوصا, والمحتسبون الذين يقومون بإلزام الناس بإقامة الصلوات, وإيتاء الزكاة, والقيام بشرائع الدين, وينهونهم عن المنكرات. فكل من دعا الناس إلى خير على وجه العموم, أو على وجه الخصوص, أو قام بنصيحة عامة أو خاصة, فإنه داخل في هذه الآية الكريمة.
Syekh Abdurrahman nasir mentafsirkan surat Al-Imran ini sebagai berikut:
1. ( Yad’una Ilal Khair ) Maksudnya adalah mengajak kejalan agama islam, baik itu asal, cabang dan syariatnya.
2. ( Yakmuruna bil makruf ) Menyuruh berbuat sesuatu yang dianggap baik dalam agama dan akal.
3. ( Yanhau Anil mungkar ) Melarang manusia dari berbuat sesuatu yang dianggap buruk dalam agama dan akal
4. ( Ulaaika Humul Muflihuun ) Melaksanakan setiap yang diperintah dan meninggalkan setiap yang dilarang.
3. عبد الرحمن بن ناصر السعدي
Syekh Abdurrahman nasir memasukkan dalam golongan ayat ini orang-orang yang alim ( Ulama ), penuntut ilmu, yang selalu memberikan ceramah, yang menasihati orang lain, yang selalu berpikir agar umat selalu dalam agama, tetap dalam sholat, membayar zakat, mencegah kemungkaran. Maka barang siapa yang mengajak manusia dalam berbuat kebaikan, baik secara umum atau khusus semua mereka termasuk dalam kelompok amar makruf nahi mungkar.
4. Tafsir Jalalain
"وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّة يَدْعُونَ إلَى الْخَيْر") الْإِسْلَام ("وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَر وَأُولَئِكَ" )الدَّاعُونَ الْآمِرُونَ النَّاهُونَ ("هُمْ الْمُفْلِحُونَ") الْفَائِزُونَ وَمِنْ لِلتَّبْعِيضِ لِأَنَّ مَا ذُكِرَ فَرْض كِفَايَة لَا يَلْزَم كُلّ الْأُمَّة وَلَا يَلِيق بِكُلِّ أَحَد كَالْجَاهِلِ(
Al-imam Muhammad jalaludin mahli, mentafsirkan surat al-imran ayat 104 ini sebagai berikut:
1. ( Al-khair ) Maksudnya menyeru kepada islam dalam pengertian yang luas
2. ( Ulaaika ) Mereka yang mengajak berbuat baik mencegah kemungkaran
3. ( Humul muflihuun ) Yang sukses
Beliau mentafsirkan MIN pada kalimat minkum (Sebahagian) sesungguhnya apa yang tersebut baik amar ma’ruf maupun nahi mungkar itu fardu kifayah. Karna tidak semua manusia yang mampu mengemban tugas ini. Beliau mengumpama kan seperti orang bodoh tidak mungkin dapat melaksanakan semua ini.
4 . شيخ محمد بن أحمد جلال الدين المحلى
C. Pelaksanannya dalam kehidupan
Melihat dari seluruh tafsir yang ada diatas, menurut pendapat pemakalah, surat al-imran ayat 104 tersebut adalah menyeru kepada segolongan umat islam agar mampu menyampaikan pesan-pesan yang baik dan mencegah berbuat kejahatan kepada sesama manusia agar agama tetap terjaga dengan baik dipermukaan bumi ini.
Ayat ini sangat dekat hubungannya dengan Surat Al-Asr ayat 2-3
Manusia selalu rugi kecuali orang-orang yang beriman serta mampu saling memberikan nasihat kepada sesamanya . hanya orang inilah yang tidak merugi baik didunia maupun akhirat.
Saling menasihati ini dapat diartikan sebagai bentuk amar (perintah) sebagai contoh: apabila ada teman kita yang masih malas melakukan ibadah kepada sang khalik, lalu kita mengajaknya agar tidak malas lagi, ini sudah termasuk dalam kata yad’u dan Watau saubissau bilhak.
Dan apabila ada teman kita yang melakukan maksiat, seperti meminum-minuman keras, kita harus mampu mencegahnya menurut kemampuan kita. Sebagaimana hadist rasul:
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم]
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.
Sebagaimana kita lihat, manusia adalah makhluk yang mempunyai sifat pelupa dan ini adalah taqdir dari allah, tapi disamping itu juga allah memberikan kepada manusia aqal, dengan adanya aqal manusia dapat lebih baik dari malaikat.
Dari karena manusia punya sifat pelupa maka terkadang tak sengaja melakukan kesalahan baik itu besar maupun kecil, zahir maupun batin. tanpa adanya teguran dari yang lain mungkin saja manusia itu akan melakukan kesalahan itu terus-menerus. ini tugas kita agar mampu mengarahkan orang lain kejalan kebenaran.
Apa bila kita sudah melaksanakan tujuan hadist ini, kita sudah termasuk dalam golongan humul faizuuun. Semoga kita termasuk didalamnya. Amin-amin ya rabbal alamin.
Sekian
والله اعلم بالصَّواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar